Mencari Cinta Sejati
Pemikiran seorang Yeni Kurniawi
Virginitas, Pentingkah….??
Virginitas atau keperawanan merupakan lambang kesucian seorang gadis. Begitu pentingnya hingga harus dijaga sebaik mungkin. Banyak kalangan di masyarakat yang meyakini jika hilangnya keperawanan sebelum pernikahan merupakan hal yang memalukan. Khususnya bagi kita orang timur, keperawanan lebih merupakan persoalan kultural. Oleh karena itu sering terjadi ketidakadilan gender disitu, dimana perempuan cenderung dipojokkan dan dituntut untuk menjaga keperawanannya, sementara laki-laki tidak pernah dipermasalahkan keperjakaannya.Sehingga kemudian virginitas menjadi mitos yang sangat sakral dan mendarah daging dalam pandangan masyarakat. Padahal jika ditinjau lebih jauh ada sedikit kekeliruan dalam pendapat itu. Keperawanan yang sering di perbincangkan sekarang ini hanya sekedar robek tidaknya selaput dara. Pecahnya selaput darah dan tidak keluarnya bercak darah belum bisa dikatakan bahwa seorang wanita tidak perawan lagi, karena faktanya secara medis, robeknya selaput dara tidak harus diikuti dengan keluarnya bercak darah. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya :
1. Terlalu rapuh. Bisa jadi selaput dara itu sudah robek sebelumnya karena terlalu rapuh. Beberapa jenis olahraga seperti berkuda, bela diri, bersepeda dan sebagainya bisa menjadi penyebab robeknya selaput darah. Apalagi kalau selaput darahnya termasuk jenis yang rapuh.
2. Kelewat elastis. Tidak adanya bercak darah di malam pertama mungkin saja disebabkan belum robeknya selaput darah karena sifatnya sangat elastis. Harap diketahui, membran ini sangat fleksibel. Pada beberapa kasus ditemukan bahwa elastisitas selaput darah memungkinkannya tidak robek pada waktu pertama kali berhubungan seksual. Bahkan ada yang baru koyak setelah wanita tersebut melahirkan!
3. Darahnya tidak banyak. Atau bisa saja sebenarnya keluar bercak darah, tapi karena sangat sedikit sehingga tidak mudah terlihat oleh mata. Banyak orang yang mengira kalau selaput darah robek akan keluar banyak darah. Padahal karena sedemikian tipisnya, selaput darah yang robek tidak selalu menyebabkan keluar darah dalam jumlah banyak.
4. Tidak punya selaput darah. Perkembangan teknologi memungkinkan dilakukannya penelitian tentang selaput darah secara mendalam. Hasilnya ternyata sangat mengejutkan karena dalam penelitian yang dilakukan para seksolog ditemukan beberapa perempuan yang sejak lahir memang tidak memiliki membran ini. Pada kasus ini keberadaan selaput darah tidak selalu membuktikan bahwa perempuan belum pernah melakukan hubungan seksual masih teruji kegadisannya.
Tapi sangatlah disayangkan jika keperawanan itu hilang akibat pergaulan bebas (freesex) yang mulai marak di Indonesia. Karena penelitian terbaru penyebutkan bahwa kalangan remaja AS cenderung mulai meninggalkan perilaku seks bebas dan kembali ke hubungan konvensional dengan lebih mempertahankan keperawanan mereka hingga masa pernikahan, mungkin mereka sudah mulai jenuh dengan gaya kehidupan yang seperti itu.
Bagaimana mencegah agar keperawanan itu tetap terjaga? Caranya sangat banyak, tapi semua itu tergantung pada keseriusan perempuan yang bersangkutan dan lingkungan pergaulannya. Khususnya pada sang pacar.
Bagi wanita menjaga keperawanan adalah hal yang tidak mudah. Oleh karenanya perlu dibongkar dengan wacana yang lebih berkeadilan gender. Sehingga seandainya laki-laki mau menikah dengan perempuan, mestinya tidak perlu hanya terjebak kepada persoalan keperawanan, apakah selaput darahnya masih utuh atau tidak. Memangnya laki-laki mau menikah dengan selaput darah? Oleh sebab itu, bagi kaum laki-kali, hendaklah bisa memandang kaum perempuan secara lebih utuh dan tidak parsial. Karena cara pandang seperti itu merupakan cara pandang yang lebih manusiawi dan merupakan salah satu bentuk penghargaan kepada kaum perempuan. Sekali lagi, keperawanan adalah masalah kepercayaan.
Dari semua uraian di atas, jelaslah bahwa keperawanan (virginitas) seorang wanita sangatlah penting, yang merupakan lambang kesucian, Namun yang menjadi permasalahan dan sedikit keliru adalah, virginitas tersebut diidentikkan dengan selaput darah,yang sangat merugikan kaum hawa. Padahal keperawanan bukanlah jaminan bahagianya atau langgengnya rumah tangga. Kepercayaan, keterbukaan dan pengertianlah yang harus dijadikan sebagai tolak ukur dalam menghargai keperawanan di dalm menciptakan dan membina rumah tangga yang bahagia.
Berbuat Zinah Itu Dosa
Di belahan bumi mana pun di atas dunia ini, orang yang berkebudayaan tinggi tidak ada yang membenarkan perbuatan zina (prostitusi), namun harus diakui pula, bahwa ada juga di antara anggota masyarakat yang melakukan perbuatan tercela itu, walaupun hati kecilnya tidak membenarkannya. Masing-masing orang yang melakukannya juga menyadari, bahwa sewaktu-waktu bahaya yang menyeramkan bulu roma itu siap menerkamnya cepat atau lambat.
Tidakkah kita lihat, masyarakat dunia digelisahkan oleh penyakit AIDS (Aquired Immune Deficiency Symdrone) yang mematikan itu. Salah satu sebab penularannya adalah karena hubungan kelamin (seksual), apakah dengan sesama jenis, atau dengan yang berlainan jenis.
Kampanye dan pertunjukan amal digelar di mana-mana dengan tujuan membantu mereka yang terkena penyakit yang menakutkan itu. Tidak sedikit orang yang mau turun tangan di samping usaha pemerintah pada masing-masing negara.
Kalau kita perhatikan, mungkin agak terabaikan perhatian (tugas) orang untuk mengatasinya. Padahal semua orang berpendapat, lebih baik mencegah penyakit daripada mengobatinya. Sekiranya orang bersedia mendengarkan dan mematuhi perintah Allah serta mau meninggalkan laranganNya, maka penyakit yang ditakuti itu tidak akan merajalela.
Karena sejak dahulu ada kecenderungan orang berbuat zina (tentu orang yang lemah iman), “Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk.
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dalam ayat-ayat tersebut di atas dijelaskan, bahwa orang-orang yang yang menyekutukan Allah, membunuh tanpa alasan yang benar dan berbuat zina, mendapat hukuman yang sama dan penghinaan dari Allah, kecuali segera bertaubat dan beramal shaleh yang dilandasi oleh iman yang kuat. Taubat berarti menyesali perbuatannya dan tidak akan mengulanginya lagi buat selama-lamanya.
Pada ayat yang lain Allah menjelaskan hukuman bagi para pelaku zina:
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.
Kalau iman seseorang menipis, maka iblis akan mendekat dan besar peluang untuk melakukan perbuatan maksiat termasuk perbuatan zina. Orang yang jauh dari Allah dia bertambah dekat dengan syetan.
Kadang gue suka bingung,banyak banget anak muda sekarang tuh lebih mikirin kebahagian cowoknya dibandingkan mikirin harga dirinya sendiri,gak mikir panjang kalo pacaran nggak sehat itu bakalan merugikan dirinya.
Lagipula mereka gak mikirin kedua orang tuanya pas mau melakukan hal yang "BODOH" tersebut,nggak takut juga harga dirinya diinjek-injek sama cowok,kalo mereka jodoh kalo nggak,nggak inget juga pa mereka sama adanya Tuhan ngerti apa nggak kalo hukum Tuhan itu bener-bener nyata,hidup di bumi emang bahagia kalo di akhiratnya sengsara buat apa?
Mulai sekarang coba deh berpikir sehat,mulai ngelakuin apa yang di dunia itu buat Tuhan,karna kita juga pasti akan kembali ke Tuhan kan.
1 komentar:
Biar lebih amannya adalah ...hilangkan sistem pacaran...kembalilah ke sistem zaman nenek2 kita dulu....jauh lebih aman dan modern...malah skrg lebih amburadul....para orang tua hrs menyadari hal itu dan memberi sosialisasi akan hal ini kpd anak2 remaja mereka....
pacaran merupakan hal yg buruk....krn inilah sumber penyakit dari pergaulan bebas....
Posting Komentar