Selama
periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi
awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai
aktiva yang lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah
dan laba dinilai lebih tinggi. Ketidakakuratan pengukuran ini
mendistorsi (1) proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu
historis, (2) anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja, dan (3)
data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak
dapat dikendalikan. Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan
menyebabkan :
a .Kenaikan dalam proporsi pajak.
b .Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham.
c. Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja.
d. Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah (pengenaan pajak lebih besar).
Sumber: http://ichsangunadarma.blogspot.com/2014_05_01_archive.html
http://ninisug.blogspot.com/2011/05/nama-niswatun-amaro-npm-20207788-kelas.html
http://intannurliahtirta.blogspot.com/2014/05/laporan-keuangan-memiliki-potensi-untuk.html
Sabtu, 03 Mei 2014
Laporan Keuangan Memiliki Potensi Untuk Menyesatkan Selama Periode Perubahan Harga
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar